FGD Pembangunan Kota Banda Aceh Yang Berkelanjutan Dalam Rangka Penyusunan RPJP Kota Banda Aceh 2025-2045

Banda Aceh – Pemerintah Kota Banda Aceh melalui Bappeda Kota Banda Aceh bersama dengan Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Syiah Kuala mengadakan Focus Group Discussion (FGD) tentang Pembangunan Berkelanjutan di Kota Banda Aceh dalam rangka penyusunan Rencana Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Banda Aceh Tahun 2025-2045.

Dalam FGD yang dilaksanakan pada Jum’at, 6 Oktober 2023 ini menghadirkan akademisi internasional dan nasional yaitu Prof. Dato’ Abdullah Mohammad Said dari UITM Malaysia dan Dosen/Peneliti Institut Teknologi Bandung Dr. Eng Mochamad Donny. Kegiatan ini dibuka langsung oleh Penjabat (Pj.) Sekretaris Daerah Kota Banda Aceh Bapak Wahyudi, S.STP, M.Si.

Dalam sambutannya, Sekda menyampaikan pentingnya perencanaan kota yang terarah dan terkoordinasi. “Dari perencanaan jangka panjang  ini kita bisa memastikan visi misi yang kita rancang di RPJP harus linier dengan RPJP Nasional dan RPJP Aceh demi mendukung Visi Nasional Indonesia Emas untuk tahun 2045, sehingga kita perlu untuk terus mendorong target percepatan penyusunan RPJPD ini”, paparnya.

Selain itu Sekda juga menambahkan tentang pentingnya penggunaan energi terbarukan, akses air bersih, dan tata kelola logistik yang berkesinambungan. “FGD ini menjadi penting karena ajang untuk kita membahas isu-isu strategis yang faktual secara kompleks. Kami berharap segala ide-ide/gagasasan yang diberikan semua menjadi bahan pertimbangan demi perkembangan Kota Banda Aceh”, harapnya.

Pada kesempatan yang sama Kepala Bappeda yang diwakili oleh Sekretaris Bappeda Kota Banda Aceh, Bapak Ir. Rahmat Syah Alam, ST, M.Si menyampaikan gambaran singkat tentang Kota Banda Aceh dari segi penyediaan energi berkelanjutan dan potensi-potensi energi terbarukan yang dapat dikembangkan di Kota Banda Aceh seperti potensi penggunaan pembangkit listrik tenaga angin, solar panel, dan lain-lain.

Dalam pertemuan ini Prof. Dato’ Abdullah Mohammad Said menyampaikan terdapat hal penting terkait perencanaan kota 20 tahun kedepan. Konsep yang dapat mengutamakan nilai-nilai berkelanjutan yaitu dengan pengembangan transisi energi. “Dalam pelaksanaannya kita harus fokus pada bagaimana menggunakan energi sehari-hari secara berkelanjutan daripada fokus pada bagaimana kita dapat memproduksi energi tersebut. Tentu aspek berkelanjutan ini harus disokong oleh sistem perencanaan dan komunikasi stakeholder yang baik.” ungkapnya.

Hal ini diperkuat dengan riset yang telah dilakukan oleh Dr. Eng Mochamad Donny terhadap green building di Kantor Pemerintahan Kota Banda Aceh periode 2021-2022. Dalam penelitian tersebut didapat kesimpulan bahwa Banda Aceh dari segi rata-rata suhu tahunan dinilai masih cukup nyaman untuk melaksanakan kegiatan sehari-hari pada kantor pemerintahan dengan tidak menggunakan pendingin udara secara massif mengingat pendingin udara adalah salah satu penyumbang emisi karbon terbesar.

Selain itu dari potensi kelayakan penggunaan energi baru terbarukan sebagai alternatif dari penggunaan energi fosil ditemukan pada kawasan Ulee Lheue dengan tingkat kecepatan angin yang layak untuk dapat dikembangkan potensi Pembangkit Listrik Tenaga Angin sehingga mampu memberikan opsi-opsi pemanfaatan renewable energy.

Acara ditutup dengan seremoni pemberian cinderamata oleh Pihak Pemerintah Kota Banda Aceh kepada para narasumber.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *